RELEVANSI PANCA WALUYA DENGAN PENDIDIKAN SMK SAMUDRA NUSANTARA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MEMBENTUK LULUSAN BERKARAKTER UNGGUL DI JAWA BARAT

Featured blog image
Umum 11 June 2025

RELEVANSI PANCA WALUYA DENGAN PENDIDIKAN SMK SAMUDRA NUSANTARA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MEMBENTUK LULUSAN BERKARAKTER UNGGUL DI JAWA BARAT

Author

JAHRI FAIDI, SH., MH., M.Si

Editor

Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia memiliki peran krusial dalam mencetak tenaga kerja yang terampil dan siap pakai. Di Era Industri 4.0 dan Society 5.0 yang menuntut adaptasi dan inovasi tinggi, fokus pada hard skill (keterampilan teknis) saja tidak lagi cukup. Soft skill (keterampilan non-teknis) seperti komunikasi, kerja tim, berpikir kritis, integritas, dan adaptasi menjadi sama pentingnya, bahkan seringkali menjadi penentu keberhasilan seorang profesional.

Di tengah gempuran globalisasi, penting bagi pendidikan vokasi untuk tetap berakar pada kearifan lokal Jawa Barat, dengan kekayaan budayanya, memiliki nilai-nilai luhur yang dapat menjadi fondasi kuat dalam pengembangan soft skill lulusan SMK. Salah satu konsep kearifan lokal yang sangat relevan adalah Panca Waluya. Artikel ini akan membahas relevansi Panca Waluya dalam pendidikan SMK Samudra Nusantara  berbasis kearifan lokal untuk membentuk lulusan yang kompeten dan berkarakter unggul.

Mengenal Panca Waluya: Lima Pilar Kearifan Sunda

Panca Waluya adalah filosofi hidup masyarakat Sunda yang mengajarkan lima nilai utama menuju kesejahteraan dan keutamaan hidup. Kelima nilai ini adalah:

  1. Cageur: Sehat jasmani dan rohani. Ini mencakup kesehatan fisik, kebugaran, serta kesehatan mental yang stabil.
  2. Bageur: Baik hati. Berakhlak mulia, ramah, peduli terhadap sesama, memiliki empati, dan suka menolong.
  3. Pinter: Cerdas dan terampil. Memiliki kecerdasan intelektual, kemampuan belajar, berpikir kritis, inovatif, dan menguasai berbagai keterampilan.
  4. Bener: Benar, jujur, dan berintegritas. Menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, tanggung jawab, dan dapat dipercaya.
  5. Singer: Terampil, luwes, dan adaptif. Mampu beradaptasi dengan perubahan, kreatif, memiliki jiwa kepemimpinan, serta pandai berkomunikasi.

Nilai-nilai ini bukan hanya sekadar ajaran moral, tetapi juga fondasi yang kokoh untuk membentuk karakter individu yang utuh, profesional, dan berdaya saing.

 

 

Relevansi Panca Waluya dalam Pendidikan SMK

Integrasi Panca Waluya dalam kurikulum dan budaya sekolah SMK menawarkan berbagai relevansi strategis:

1. Pengembangan Kompetensi Holistik (Hard Skill dan Soft Skill)

Panca Waluya memberikan kerangka yang komprehensif untuk mengembangkan kedua jenis keterampilan.

  • Cageur mendukung daya tahan fisik dan mental yang esensial untuk praktik kejuruan yang intensif dan lingkungan kerja industri. Teknisi yang sehat lebih fokus dan produktif.
  • Pinter secara langsung mendorong pengembangan hard skill melalui kecerdasan intelektual, serta soft skill seperti berpikir kritis, inovasi, dan kemampuan belajar sepanjang hayat yang vital di industri yang terus berubah.
  • Bageur, Bener, dan Singer membentuk fondasi kuat bagi soft skill interpersonal dan intrapersonal, seperti kerja sama tim, etika kerja, komunikasi, integritas, kepemimpinan, dan adaptasi. Ini adalah kunci sukses di tempat kerja manapun.

2. Penguatan Identitas Lokal dan Daya Saing Global

Dengan menginternalisasi Panca Waluya, lulusan SMK Jawa Barat tidak hanya memiliki kompetensi teknis dan soft skill universal, tetapi juga dibekali dengan identitas budaya yang kuat. Ini menjadi nilai tambah yang membedakan mereka di pasar kerja global. Kemampuan untuk mengintegrasikan kearifan lokal dalam perilaku profesional dapat meningkatkan citra diri dan daya tawar lulusan.

3. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Penerapan nilai-nilai Panca Waluya di lingkungan sekolah akan menciptakan atmosfer yang lebih positif dan produktif.

  • Siswa menjadi lebih bertanggung jawab (Bener) terhadap tugas dan alat.
  • Mereka lebih peduli dan suportif (Bageur) terhadap sesama, mendorong kerja sama tim dalam proyek.
  • Siswa juga lebih adaptif (Singer) terhadap metode pembelajaran baru dan perubahan teknologi.

4. Kesiapan Menghadapi Dunia Industri dengan Integritas dan Adaptasi

Dunia kerja membutuhkan profesional yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas tinggi dan mampu beradaptasi.

  • Nilai Bener (kejujuran, integritas) sangat dihargai di industri, terutama dalam menjaga kualitas produk, kerahasiaan data, dan kepercayaan klien.
  • Nilai Singer (adaptasi, kreativitas) memungkinkan lulusan untuk tidak hanya mengikuti prosedur, tetapi juga berinovasi, menemukan solusi baru, dan beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang pesasi di industri 4.0.

Strategi Implementasi di SMK

Untuk mengintegrasikan Panca Waluya secara efektif, SMK dapat menerapkan strategi berikut:

  1. Integrasi dalam Kurikulum: Menyelipkan nilai-nilai Panca Waluya dalam setiap mata pelajaran, baik normatif, adaptif, maupun produktif. Misalnya, dalam praktik kejuruan, selalu tekankan aspek Bener (ketelitian, tanggung jawab) dan Singer (adaptasi terhadap alat baru).
  2. Pembiasaan dan Budaya Sekolah: Menerapkan nilai-nilai Panca Waluya dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, seperti apel pagi, kegiatan ekstrakurikuler, aturan sekolah, dan interaksi antarwarga sekolah.
  3. Proyek Berbasis Komunitas: Melibatkan siswa dalam proyek-proyek sosial atau kegiatan yang berorientasi pada masyarakat, sehingga mereka dapat mengimplementasikan nilai Bageur dan Bener secara langsung.
  4. Kolaborasi dengan Industri: Mengajak industri untuk tidak hanya fokus pada hard skill, tetapi juga memberikan masukan dan penilaian terhadap soft skill lulusan yang selaras dengan Panca Waluya.
  5. Pengembangan Modul Pembelajaran: Membuat modul pembelajaran khusus yang mengulas Panca Waluya dan keterkaitannya dengan soft skill yang dibutuhkan industri.

Kesimpulan

Pendidikan SMK berbasis kearifan lokal melalui Panca Waluya merupakan langkah progresif dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara teknis, tetapi juga kaya akan nilai-nilai karakter. Dengan mengintegrasikan Cageur, Bageur, Pinter, Bener, dan Singer ke dalam pengembangan soft skill, lulusan SMK Samudra Nusatara  akan menjadi individu yang tangguh, adaptif, berintegritas, dan mampu berkontribusi secara signifikan pada kemajuan industri dan masyarakat, sekaligus melestarikan identitas budayanya. Ini adalah investasi jangka panjang untuk sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berkarakter Pancasila.

SMK SAMUDRA NUSANTARA

JAHRI FAIDI, SH., MH., M.Si

Editor